Mengenal 6 Sosok Capres-Cawapres ketika Berpidato
Menurut Prof. Tjipta Lesmana dalam salah satu wawancara di TV One sekitar sebulan yang lalu, ia menilai 6 sosok calon pemimpin ini dalam dua kategori “selalu bersembunyi menjaga citra” [high context-high profile] atau jaim dan invers-nya adalah yang berbicara apa adanya [low context - low profile]. Berikut urutan dari yang paling “jaim” hingga yang paling low context:
- Megawati
- SBY
- Boediono
- Wiranto
- Prabowo
- Jusuf Kalla
Meskipun Megawati cenderung menggunakan bahasa yang sederhana, namun menurut Prof. Tjipta, keengganan Megawati berbicara dan selalu diam membuat ia masuk dalam kategori high context. Megawati hampir jarang berbicara blak-blakan, kondisi yang sangat berbeda dengan Jusuf Kalla.
Dari Presiden Soekarno hingga SBY, sosok yang paling low context yang berbicara apa adanya adalah BJ Habibie. Soekarno dan Gus Dur masuk dalam kategori yang hampir sama, yakni low context. Sedangkan Presiden Soeharto, SBY dan Megawati masuk dalam kategori high-context atau “jaim”. Tiga presiden ini lebih menjaga image dan menyembunyikan sesuatu daripada berbicara apa adanya.
**********
Pada kesempatan lain, Laboratorium Psikologi UI mengenai tingkat intelektualitas para capres-cawapres memaparkan hasil penelitiannya di Metro TV yang dibawa oleh presenter Maria Kalaj. Hasil penelitian tersebut didasarkan oleh pengamatan/analisis isi pidato, gesture ketika berpidato, berbicara di forum, serta hasil kuisioner. Ada banyak segmen penilaian hasil penelitian Lab. Psikologi UI ini. Kebetulan saya hanya ingat 3 kategori penilaian yakni:
Urutan sosok yang paling cerdas dalam visioner (intelektualistas-visoner) :
- Jusuf Kalla
- SBY
- Boediono
- Prabowo
- Wiranto
- Megawati
Jadinya, mereka yang paling visioner dalam membawa visi-misi Indonesia yang mudah direalisasikan adalah Jusuf Kalla. Sedangkan yang kurang memiliki visi adalah Megawati.
Urutan sosok yang paling baik dalam pengendalian emosi (emotional/anger management) :
- Boediono
- Wiranto
- SBY
- Jusuf Kalla
- Prabowo
- Megawati
Jadinya, mereka yang paling baik dalam mengendalikan emosi adalah Boediono. Sedangkan yang paling buruk, lagi-lagi Megawati.
Urutan sosok yang paling ambisius prestasi untuk menjadi pemimpin :
- Prabowo
- SBY
- Boediono
- Jusuf Kalla
- Wiranto
- Megawati
Jadinya, mereka yang ingin menjadi presiden/wapres dengan ambisi program-program terbaik mereka membawa perubahan besar sebagai prestasi adalah Prabowo. Dan kembali, Megawati berada diurutan terakhir.
Dari hasil penelitian Lab Psikologi UI, saya mendapat satu kesimpulan yakni “ternyata Megawati menjadi Presiden tidak membawa visi yang besar untuk perubahan“. Ini mengindikasikan bahwa Megawati menjadi presiden karena desakan orang dalamnya. Hal yang berbeda dengan Prabowo, yang mana ambisi ia mewujudkan 8 aksi ekonomi kerakyatanya dengan menjadi presiden merupakan kebutuhan mendesak.
*************
Dari 4 kategori umum tersebut, sosok manakah yang Anda pilih?
- Yang berbicara jujur apa adanya (low context) atau high context dengan ‘kejaim-annya”?
- Sosok yang visioner, emosional atau ambisius prestasinya?
Berikan Komentar anda :
Posting Komentar