English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Kamis, 07 Mei 2009

VATIKAN – SARKOFAGUS DITEMUKAN DI BAWAH BASILIKA SANTO PAULUS

Para arkeolog Vatikan telah memberi konfirmasi bahwa sebuah sarkofagus (batu berongga untuk menyimpan mayat) dari marmer putih di bawah Basilika St. Paulus di luar tembok kota Roma itu merupakan makam “Rasul Bangsa-Bangsa Kafir” itu. St. Paulus dipenggal kepalanya dalam penganiayaan di bawah Kaisar Nero antara tahun 62 dan 67.

Untuk pertama kali dalam 1.600 tahun lebih, para peziarah kini dapat melihat sarkofagus itu -- lebih jelas, satu sisi dari sarkofagus itu – melalui sebuah jendela yang dibor di bawah altar utama di basilika terbesar kedua di Roma itu.

Pertanyaannya, apakah tulang belulang dari St. Paulus berada di dalam sarkofagus itu. Itu masih harus diverifikasi, kata Andrea Kardinal Cordero Lanza de Monetezemolo, imam kepala basilika itu, dalam konferensi pers di Vatikan 11 Desember.

Keputusan apakah boleh membuka sarkofagus dan menverifikasi isinya itu, itu adalah wewenang Paus Benediktus XVI, lanjut kardinal asal Italia itu.

Namun, katanya "bukti yang tidak kontroversial” yang berasal dari abad kedua itu merujuk pada tempat sarkofagus itu ditemukan sebagai tempat St. Paulus dimakamkan setelah kemartirannya di Via Ostiense (Ostian Way) di pinggir kota Roma.

Penggalian-penggalian di basilika itu dimulai tahun 2002 dan berakhir 22 September itu berhasil menemukan sarkofagus itu dan menunjukkan bahwa sarkofagus itu tidak dibuka selama berabad-abad, demikian Kardinal Lanza de Monetezemolo. Sarkofagus itu berukuran panjang 2,25 meter, lebar 1,25 meter, dan tinggi 0,97 meter, katanya. Sarkofagus itu ditutup dengan marmer putih setebal 45 sentimeter di atasnya dengan bertuliskan Paulo Apostolo Mart(yri) dalam bahasa Latin yang berarti: "Untuk Paulus, Rasul dan Martir."

Giorgio Filippi, arkeolog Museum Vatikan, melaporkan bahwa ada tiga lubang di bagian atas sarkofagus itu. Melalui lubang-lubang itu, para peziarah dan pendoa memasukkan kain untuk menyentuh tulang belulang rasul itu. Kain itu kemudian menjadi relikui.

Menjawab sebuah pertanyaan dalam konferensi pers itu, Kardinal Lanza de Monetezemolo mengatakan, sarkofagus itu tidak berhasil dilakukan tes sinar X. Marmer itu terlalu tebal, katanya, dan sarkofagus dikelilingi oleh tambahan lapisan beton ketika basilika itu dikonstruksi untuk kedua kalinya setelah terbakar tahun 1823.

Basilika pertama yang kecil yang dibangun tahun 390 itu dikenal sebagai “basilika Konstantin," sekalipun Kaisar Konstantinus meninggal tahun 337, kata Filippi. Kaisar ini memberi kebebasan beragama kepada umat Kristen di kekaiseran Roma tahun 313. Altar utama berada di atas sarkofagus itu. “Altar ini dibangun di atas makam di Via Ostiense, yang pada akhir abad kedua Gaio (seorang imam Romawi) memberi indikasi adanya pembangunan sebuah monumen (atau kubur kosong) untuk Paulus," lanjutnya.

Basilika-basilika pada waktu itu memiliki tiga fungsi, jelas arkeolog itu, yaitu sebagai tempat penghormatan dan tempat pemakaman istimewa (dalam hal ini untuk St. Paulus), serta tempat untuk perayaan Ekaristi.

Pada akhir abad keempat, basilika kedua yang lebih besar mulai dibangun, juga di atas sarkofagus itu. Basilika kedua yang dibangun pada masa kekuasaan Kaisar Valentinus, Kaisar Theodosius, dan Kaisar Arcadius itu selesai pada abad kelima dan tetap menjadi gereja Kristen terbesar di dunia, sampai Basilika St. Petrus yang sekarang ini dibangun di Vatikan, kata Filippi. Sarkofagus itu tersembunyi dalam bangunan itu. Bangunan itu rusak karena terbakar tahun 1823, katanya. Basilika St. Paulus seperti yang ada sekarang ini selesai dibangun tahun 1854.

Penggalian-penggalian serupa di bawah Basilika St. Petrus, yang dimulai tahun 1939 pada masa Paus Pius XII. Dari penggalian itu ditemukan sebuah makam yang berisi tulang belulang dari seorang pria bersosok kuat yang berusia 65 atau 70 ketika meninggal. Tahun 1950, Paus Pius XII mengumumkan bahwa kuburan yang ditemukan itu adalah makam St. Petrus. Di dalam makam itu ada tulang belulang seorang pria, namun paus tidak mengidentifikasi pria itu. Kurang dari 20 tahun kemudian, lewat eksplorasi-eksplorasi lebih lanjut ditemukan sebuah teks bahasa Yunani pada dinding makam itu yang menyatakan: “Petrus berada di sini.” Maka, Paus Paulus VI mengumumkan bahwa pangeran dari Para Rasul yaitu St. Petrus dimakamkan di bawah altar utama basilika yang menggunakan nama St. Petrus itu.

Berikan Komentar anda :

Posting Komentar

Supported

Blog Terbaik Indonesia Blog Submit Your Site To The Web's Top 50 Search Engines for Free! free search engine website submission top optimization Find broken links on your website for free with LinkTiger.com Top Global Site Entertainment blogs TopOfBlogs Entertainment Top Blogs Entertainment Blogs Entertainment Blogs - Blog Rankings DigNow.net Blog directory Lifestyle Blogs - BlogCatalog Blog Directory Add to Technorati Favorites

  ©Template Blogger Green by Dicas Blogger.

TOPO