Sakit Gigi? Hati-hati Terkena Serangan Jantung!
Banyak terjadi ketidakpahaman terhadap berbagai fakta yang tersebar di sekitar kita mengenai gigi dan mulut. Tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut masyarakat pun masih sangat rendah dan belum menjadi prioritas.
"Dengan bermacam alasan, banyak orang masih enggan mengunjungi dokter gigi, bahkan untuk pemeriksaan reguler yang disarankan, setiap enam bulan juga malas. Perawatan kesehatan gigi dan mulut belum dijadikan prioritas," kata drg. Aditya Pribadi, SpOrtho, usai acara launching microsite www.tanyapepsodent.com, kepada INILAH.COM, belum lama ini.
Saat ini menurut data dari PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia), 69,3% dari penduduk yang mengeluh sakit gigi berupaya mengobati sendiri sakit giginya tersebut dengan cara yang belum tentu benar.
Perawatan gigi dan mulut yang tidak tepat, dapat memicu penyakit lain seperti sakit kepala, nyeri mata, dan bahkan penyakit yang lebih berbahaya seperti jantung, stroke, diabetes dan kelahiran prematur.
Hubungan bakteri dalam mulut dengan penyakit kardiovaskular akhir-akhir ini banyak diteliti, terutama berkaitan dengan bakteri endokarditis dan penyakit jantung koroner. Berdasarkan penelitian, ternyata dari sejumlah kasus penyakit jantung, sebanyak 54% pasien memiliki riwayat penyakit periodontal (gusi).
Penyebaran penyakit dari gigi ke organ tubuh lain dapat dijelaskan lewat teori fokal infeksi (FI). Fokal infeksi adalah infeksi kronis di suatu tempat dan memicu penyakit di tempat lain. Racun, sisa-sisa kotoran, maupun mikroba penginfeksi pada gigi dan mulut bisa menyebar ke tempat lain di tubuh seperti ginjal, jantung, mata serta kulit.
Perawatan gigi dan mulut yang tepat dan teratur amat diperlukan agar berbagai keluhan penyakit gigi dan mulut dapat dicegah bahkan dapat mengurangi risiko terjangkit penyakit lain.
FI terjadi ketika migroorganisma yang berasal dari gigi dan mulut menyebabkan infeksi atau penyakit di bagian tubuh yang lain, lanjut Aditya. Infeksi di akar gigi maupun di jaringan penyangga gigi melibatkan lebih dari 350 bakteri dan mikroorganisma. Karena letak infeksinya sangat dekat dengan pembuluh darah, produk bakteri berupa toksin dapat menyebar ke seluruh tubuh.
Lalu bagaimana cara mengatasinya?
Jangan pernah mencoba untuk mengobati sakit gigi sendiri. Bawalah ke dokter gigi. Sebagian besar masyarakat yang mengalami sakit gigi mengobatinya dengan berbagai cara agar sakitnya hilang, padahal dengan hilangnya rasa sakit masalah pada gigi belum benar benar hilang.
Terdapat lebih dari enam miliar mikroba tinggal dan hidup di dalam mulut, yang berasal lebih dari 500 strain yang berbeda. Yang terbanyak adalah Candida albicans, Porphyromonas gingivalis, Streptococus mutans, Actinobacillus actinomycetemcomitans, Treponema denticola, dan streptococcus sanguis.
Aditya mengatakan, di dalam mulut pasti terdapat bakteri, namun yang perlu dijaga adalah agar bakteri itu tetap dalam keadaan normal.
"Bakteri ini sebetulnya tak akan 'bermasalah' jika jumlahnya seimbang dan hidup harmonis. Tetapi bisa menjadi tidak harmonis jika muncul gangguan, seperti karies (gigi berlubang), penyakit penyangga gigi (periodontal), atau ada infeksi," jelas Aditya.
Contohnya, karies atau gigi berlubang, jika kariesnya masih kecil dan belum begitu dalam, mungkin tidak akan mengganggu. Namun, jika dibiarkan karies akan membesar dan makin dalam, bisa terjadi infeksi.
Jika gusi sudah terinfeksi maka pembuluh darah yang terbuka akibat gusi berdarah, akan menjadi jalan masuk bagi bakteri menuju peredaran darah.
Serangan atau ganggan aliran darah ke jantung terjadi akibat adanya beberapa jenis bakteri yang menempel pada sel sel darah yang dinamakan platelet. Kemudian sel-sel ini menggumpal dalam pembuluh sehingga menyumbat dan mengganggu alirah darah ke jantung. [L1]
Berikan Komentar anda :
Posting Komentar