English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Selasa, 23 Juni 2009

Cinta terlarang fans SBY ke JK


Dengan pencitraan yang baik, SBY banyak menerima simpati. Namun kinerja Jusuf Kalla yang terus terpublikasikan mulai membuat mata pendukung SBY melek. Pelan-pelan, basis massa pendukung Demokrat di bawah mulai jatuh ke lain hati.

Saat pemilihan legislatif silam, Jusuf Kalla tidak banyak bicara terkait kinerjanya yang diklaim kubu SBY, salah satunya adalah Bantuan Langsung
Tunai (BLT) yang digagas seiring pencabutan subsidi BBM.

Namun saat menyatakan maju sebagai capres, segala keberhasilan mulai diungkap oleh tim suksesnya, sehingga rakyat pun melek akan sosok capres nomor urut 3 itu. "Masyarakat sudah tahu bagaimana kinerja Pak JK," kata pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Bachtiar Effendy.

Elektabilitas Jusuf Kalla pun di setiap survei kian naik. Jika dulu lembaga survei hanya 'menghargai' JK 2%, kini pamornya terus meningkat. Sementara SBY yang elektabilitasnya pernah mencapai 70%, secara perlahan suaranya mulai tergerus. Naik turunnya elektabilitas SBY dan JK bisa dilihat dari survei yang dilakukan Puskaptis.

Pada survei pertama pada 11-17 Mei, pamor SBY-Boediono 57,39%, sementara JK-Wiranto 12,27%. Di survei kedua pada 4-11 Juni, ternyata SBY-Boediono mengalami penurunan menjadi 52,15%, sedangkan pasangan JK-Wiranto, mengalami kenaikan sekitar 5% menjadi 17,20%.

Direktur Eksekutif Puskaptis Husin Yazid memprediksikan, penurunan elektabilitas SBY-Boediono karena isu agama yang sempat menjadi polemik beberapa waktu lalu. Selain itu, tidak solidnya dukungan parpol mitra koalisi.

PKS, PAN, dan PPP yang diharapkan mampu mengerahkan kader di bawahnya ternyata tidak bisa membawa tingkat akar rumput untuk solid memilih SBY. Kader parpol berbasis Islam itu lebih terpesona melihat jilbab yang dikenakan istri Jusuf Kalla dan Wiranto.

Bahkan khusus PKS, pengamat politik Universitas Sumatera Utasa (USU) Warjio menyatakan kader PKS yang berpotensi memilih Jusuf Kalla ketimbang SBY berkisar antara 30-50%. "Perpecahan di tubuh PKS bukan lagi sekadar isu, tapi sudah terasa. Khususnya di tingkat akar rumput," ujarnya.

Sebagai partai kader dan dakwah, arah suara PKS memang ditentukan oleh Majelis Syura. Namun, tingkat kepatuhan untuk mengikuti keputusan Majelis Syura hanya efektif berlaku di tingkat elit partai. Sementara di akar rumput sama sekali jauh berbeda.

Elit PKS pantas pusing memutar cara agar kader di bawah mau mewujudkan cita-cita bersama koalisi Demokrat, yakni memenangkan SBY-Boediono. Pancingan Presiden PKS Tifatul Sembiring dengan mengajak Boediono umroh, dan mengajarkan istri mantan Gubernur BI itu mengaji kurang mempan menarik simpati.

Malah bisa membahayakan citra SBY, karena umroh bukan lagi menjadi ibadah, melainkan umroh politis. "Masalah jilbab cukup signifikan dalam pandangan kader tersebut karena bukan sekadar simbol," jelas Warjio.

Meski begitu, elit PKS tetap tidak terima jika kadernya dikatakan lebih 'mencintai' JK-Wiranto ketimbang SBY-Boediono. Meski tim kampanye nasional capres nomor urut 3 itu menggunakan simbol-simbol keagamaan Islam yang mampu mempengaruhi pilihan masyarakat muslim, namun tidak akan cukup mampu menggoyang soliditas PKS terhadap SBY-Boediono.

"Kader PKS itu tidak ada yang terpengaruh oleh kampanye dari JK Win. Semua kader sudah sadar kalau kampanyenya itu sama saja politisasi agama," sergah Wakil Ketua DPP PKS Zulkieflimansyah.

Sementara tim pemenangan SBY-Boediono menganggap enteng adanya 'cinta terlarang' pendukung SBY yang berlari ke Jusuf Kalla berdasarkan survei. Max Sopacua menganggap survei bagaikan ramalan cuaca yang terus berubah.

Jika kemarin naik, hari ini bisa turun, dan bisa juga esoknya naik lagi. Tugas tim sukses hanya menjadikan survei sebagai bahan mempertimbangkan. "Itu kita anggap sebagai supporting spirit pasangan SBY-Boediono," tambah Max.

Kubu Jusuf Kalla sendiri tentu saja gembira dengan kabar beralihnya cinta pendukung SBY kepada capres mereka. Peluang Pilpres 2 putaran menjadi lebih masuk akal ketimbang seruan Pilpres Satu Putaran yang dilakukan kubu SBY-Boediono.

Makin meningkatnya elektabilitas JK-Wiranto juga dinilai tim kampanye nasional pasangan capres-cawapres itu, Peompida Hidayatullah, sebagai ukuran bahwa langkah mereka sudah tepat, dan tinggal mempertajam lagi dengan jurus jitu.

Jika sampai JK Win mempertajam isu jilbab loro demi pencitraan pasangan yang didukung Golkar-Hanura itu, kubu SBY-Boediono harus waspada. Suara parpol Islam yang seharusnya untuk SBY bisa berbelok untuk JK yang telah didukung para tokoh NU dan Muhammadiyah, meski tidak mengatasnamakan organisasi.

Sudah waktunya SBY harus mampu meyakinkan para penggemarnya dengan tindakan nyata, buka hanya teori dan sekadar wacana. Dengan begitu, cinta terlarang fans SBY ke JK hanya ada di angan-angan.
(dat03/inilah)

1 Comentár:

Anonim mengatakan...

lebih cepat lebih baik

Posting Komentar

Supported

Blog Terbaik Indonesia Blog Submit Your Site To The Web's Top 50 Search Engines for Free! free search engine website submission top optimization Find broken links on your website for free with LinkTiger.com Top Global Site Entertainment blogs TopOfBlogs Entertainment Top Blogs Entertainment Blogs Entertainment Blogs - Blog Rankings DigNow.net Blog directory Lifestyle Blogs - BlogCatalog Blog Directory Add to Technorati Favorites

  ©Template Blogger Green by Dicas Blogger.

TOPO