Misteri Bintang Natal Tetap Berlanjut
cerita dalam kitab suci menjadi salah satu acuan para ilmuwan dari dulu untuk mengungkap fakta sejarah dan alam semesta. Masih di suasan Natal kali ini, sejumlah astronom masih berupaya mencari tahu bintang manakah yang disebut-sebut mengiringi kelahiran Yesus Kristus.
Berdasarkan Alkitab, bintang tersebut dikenal dengan nama
Bintang Betlehem. Bintang itulah yang membimbing tiga orang Majus (Raja dari Timur) menuju ke palungan Yesus.
Selama berabad-abad para ahli astronomi memperdebatkan apakah bintang tersebut memang benar-benar ada. Jika ada, apakah itu benar bintang bukan komet, planet, atau meteor. Namun, dalam dua tahun terakhir, mereka mengkerucutkannya menjadi dua teori, yang mendominasi diskusi.
Pertama, apa yang disebut bintang tersebut kemungkinan berhubungan dengan konjungsi dua planet, yakni Venus dan Jupiter. Konjungsi yang paling menarik terjadi pada bulan Juni 2 tahun sebelum Masehi. Hasil simulasi menunjukkan kedua objek langit ini terlihat sangat dekat di angkasa sehingga mereka tampak menyatu.
"Tidak ada keragu-raguan bagi pengamat angkasa bahwa konjungsi tersebut terlihat seperti objek menyerupai bintang yang besar di langit bagian barat pada malam hari," ujar Direktur Griffith Observatory di Los Angeles Ed Krupp, California. Orang awam umumnya sulit membedakan planet dan bintang.
Namun pertanyaannya, apakah tahun tersebut adalah tanda kelahiran Yesus. "Ada ambiguitas mengenai tanggal pasti kelahiran Yesus. Tidak ada catatan pasti mengenai hal tersebut," ujar Direktur Departemen Sejarah Astronomi Marvin Bolt di Adler Planetarium, Chicago, Illinois.
Menurut Bolt teori alternatif lainnya menduga bahwa Bintang Natal merupakan himpunan serangkaian bintang-bintang, dalam hal ini Bulan, Jupiter, dan beberapa kelompok bintang, yang saling bersejajar. Susunan peristiwa tata surya ini berawal dari bulan April 6 SM, berawal dari Jupiter yang berada di dalam konstelasi Aries. Beberapa bulan kemudian, Jupiter berkonjungsi dengan Bulan dua kali, dan bersatu dengan Saturnus.
"Ini bukanlah persoalan melihat peristiwa astronomis. Anda harus mempelajari hal apa yang sangat penting bagi manusia 2000 tahun yang lalu," ujar Bolt.
Pengembangan teori yang mendalam untuk mengungkap rahasia bintang tersebut saat ini tidak memungkinkan, kecuali ada data baru. Menurut Krupp, perkiraan tersebut akan lebih akurat jika diketahui fakta baru yang terkait dengan kapan kelahiran Yesus. Jika tidak, rahasia bintang natal masih akan terus menjadi misteri begitu pula dengan kelahiran Yesus.
Selama berabad-abad para ahli astronomi memperdebatkan apakah bintang tersebut memang benar-benar ada. Jika ada, apakah itu benar bintang bukan komet, planet, atau meteor. Namun, dalam dua tahun terakhir, mereka mengkerucutkannya menjadi dua teori, yang mendominasi diskusi.
Pertama, apa yang disebut bintang tersebut kemungkinan berhubungan dengan konjungsi dua planet, yakni Venus dan Jupiter. Konjungsi yang paling menarik terjadi pada bulan Juni 2 tahun sebelum Masehi. Hasil simulasi menunjukkan kedua objek langit ini terlihat sangat dekat di angkasa sehingga mereka tampak menyatu.
"Tidak ada keragu-raguan bagi pengamat angkasa bahwa konjungsi tersebut terlihat seperti objek menyerupai bintang yang besar di langit bagian barat pada malam hari," ujar Direktur Griffith Observatory di Los Angeles Ed Krupp, California. Orang awam umumnya sulit membedakan planet dan bintang.
Namun pertanyaannya, apakah tahun tersebut adalah tanda kelahiran Yesus. "Ada ambiguitas mengenai tanggal pasti kelahiran Yesus. Tidak ada catatan pasti mengenai hal tersebut," ujar Direktur Departemen Sejarah Astronomi Marvin Bolt di Adler Planetarium, Chicago, Illinois.
Menurut Bolt teori alternatif lainnya menduga bahwa Bintang Natal merupakan himpunan serangkaian bintang-bintang, dalam hal ini Bulan, Jupiter, dan beberapa kelompok bintang, yang saling bersejajar. Susunan peristiwa tata surya ini berawal dari bulan April 6 SM, berawal dari Jupiter yang berada di dalam konstelasi Aries. Beberapa bulan kemudian, Jupiter berkonjungsi dengan Bulan dua kali, dan bersatu dengan Saturnus.
"Ini bukanlah persoalan melihat peristiwa astronomis. Anda harus mempelajari hal apa yang sangat penting bagi manusia 2000 tahun yang lalu," ujar Bolt.
Pengembangan teori yang mendalam untuk mengungkap rahasia bintang tersebut saat ini tidak memungkinkan, kecuali ada data baru. Menurut Krupp, perkiraan tersebut akan lebih akurat jika diketahui fakta baru yang terkait dengan kapan kelahiran Yesus. Jika tidak, rahasia bintang natal masih akan terus menjadi misteri begitu pula dengan kelahiran Yesus.
Berikan Komentar anda :
Posting Komentar