Komedi Indonesia Tak Lucu Lagi
JAKARTA, KOMPAS.com — Komedi yang seharusnya menghibur penonton karena kelucuannya, tidak lagi lucu di mata pengamat televisi Veven S Wardana, yang juga penikmat budaya massa. Bagi dia, acara yang "lucu" malah acara-acara "serius", seperti sinetron.
"Kalau nonton komedi, harus menetralisir pikiran dulu, jangan pakai perspektif sendiri. Kalau tidak, bukannya ketawa karena lucu, malah bisa jadi kesal sendiri nontonnya," ujar Veven. "Teman-teman saya dari luar negeri ketika disuguhkan acara komedi di Indonesia juga tidak menemukan kelucuannya," lanjutnya.
Dia kesal karena karena komedi di Indonesia lebih mengeksploitasi penampilan fisik atau pola "cipratan ludah" dari komedian bukan karena ide pokoknya. Cipratan ludah contohnya adalah pemain yang terjatuh ketiban properti, ditambah dengan hinaan pemain lainnya sembari melempar properti lainnya. "Adegan itu menjadi pemicu ketawa, bukan karena topik utamanya. Sedangkan di luar negeri, komedi lucu karena ide pokok pembicaraannya," ujar Veven.
"Contoh lainnya adalah talkshow The Tonight Show dan Bukan Empat Mata," ujar Veven. "The Tonight Show lucu lebih kepada topiknya. Sedangkan Bukan Empat Mata dianggap lucu karena kata-kata Tukul yang meledek baju tamu yang seksi, kelakuannya, atau menghina fisiknya sendiri. Di Tonight Show, tidak ada yang seperti itu," ujarnya kemudian.
Sedangkan bagi dia, sinetron lucu karena keironisannya. Bukan karena lucu yang diniatkan, tetapi karena ketidaklogisan alur, adegan, atau properti yang digunakan. Contohnya adalah sinetron Siti Nurbaya, adegan yang ber-setting awal tahun 1920-an, para pemainnya menggunakan telepon genggam, menggunakan pen merek Montblanc, arloji mewah, dan berpakaian masa kini. Namun di sisi lain, pemeran kolektor utang menggunakan golok besar.
"Sungguh sebuah anakronisme yang susah ditolong legitimasi dan justifikasinya," Veven berpendapat.
M7-09
Berikan Komentar anda :
Posting Komentar